13 Juli, 2009

BLok 8,3 SteriLisasi

STEP 1

1. Mikrorganisme pathogen:
Organisme yg membawa penyakit dng ukuran 0,5-5 mikron
2. Asepsis:
Tindakan membebaskan diri infeksi
3. Sterilisasi
Tindakan membebaskan suatu bhn atau benda dr segala bentuk kehidupan
4. Disinfeksi
Mematikan mikrorganisme yg berbahaya
5. Carrier:
- Pembawa
- Orang atau binatang yang mengandung bibit penyekit tertentu tanpa menunjukkan gejala klinis yangjelas dan berpotensi sebagai sumber penularan penyakit. Status sebagai “carrier” bisa bertahan dalam individu dalam waktu yang lama dalam perjalanan penyakit tanpa menunjukkan gejala klinis yang jelas, (dikenal sebagai carrier sehat atau “asymptomatic carrier”)
6. Strerilitas
Tingkat steril
7. Disinfektan
Bahan yg mampu menghancurkan mikrorganisme yg berbahaya
8. Autoclave
Alat untuk mensterilkan intrumen dng panas yg lembab
9. Pemanasan kering(oven)
Suatu metode sterilsasi dng menggunakan botol yg di masukan ke dlm oven
10. Chemivlave
Metode sterilasasi dngan menggunakan uap bahan kimia

STEP 2
 Sterilisasi dan disinfeksi dlm praktek KG
 Sterilasasi dan disinfeksi alat kedokteran gigi
 Sterilasasi dan disinfektan dlm praktek KG
 Metode sterilasasi dlm KG

STEP 3
ASEPSIS
 Definisi
Upaya yg dilakukan untuk mencegah msknya mikrorganisme yg kemungkinan menyebabkan infeksi
Suatu keadaan dmn tidak ada mikroranisme patogen yg hidup
 Tujuan
Mengurangi bakteri,virus,parasit,jamur
 Fungsi
Mencegah masuknya mikrorganisme
 Tindakan
Sterilisasi dan disinfeksi
 Ruang lingkup asepsis

STERILISASI
 Definisi
Tindakan membebaskan suatu bhn atau benda dr segala bentuk kehidupan
 Tujuan
Untuk membuat suatu obyek menjadi steril
 Prinsip sterilasasi
Sterilisasi dilakukan dalam 4 tahap : (2)
- Pembersihan sebelum sterilisasi.
- Pembungkusan.
- Proses sterilisasi.
- Penyimpanan yang aseptik
 Metode sterilisasi
-Sterilisasi panas:S.langsung dng panas lab,S. Denagn panas kering
-S.Filterasi
-S.Radiasi
-Sterilisasi dng gelombang bunyi
-S.Kebekuan

DISINFEKSI
 Definisi
Mematikan mikrorganisme yg berbahaya
 Tujuan
Agar mikrorganisme mati
 Prinsip
LI
 Metode
LI
 Macam2 bahan dan kegunaanya
Alkohol,aldehid,senyawa halogen,fenol
 Perbedaan antara Sterilasai & disinfeksi
Disinfeksi
-Secara kimia
-Menjadikan mikrorganime mati
Sterilasasi
-secara kimia dean fisik
-Membebaskan mikrorganisme
 Akibat jika tdk melakuakan sterilasasi dan disinfeksi
-Akan terjadi sepsis
-Resiko terjadinya infeksi lbh besar
STEP 4



STEP 7

ASEPSIS
 Definisi
 sebagai keadaan terbebas dari mikroorganisme patogen dan terlindungi dari kontak mikroorganisme
 Tujuan
untuk mengurangi resiko kontak dengan mikroorganisme patogen dan menciptakan lingkungan kerja yang aman, baik untuk pasien maupun untuk orang-orang yang bekerja dalam bidang kedokteran gigi.
 Fungsi
Mencegah masuknya mikrorganisme
 Tindakan
Teknik Asepsis terdiri dari 3 dasar yaitu:
o Mencegah masuknya mikroorganisme patogen dari luar masuk ke dalam tubuh
o Mencegah penyebaran mikroorganisme
o Upaya interupsi proses kontaminasi
 Ruang lingkup asepsis
Asepsis terdiri dari asepsis medis dan asepsis bedah. Asepsis medis dimaksudkan untuk mencegah penyebaran mikroorganisme. Contoh tindakan: mencuci tangan, mengganti linen, menggunakan cangkir untuk obat. Obyek dinyatakan terkontaminasi jika mengandung/diduga mengandung patogen. Asepsis bedah, disebut juga tehnik steril, merupakan prosedur untuk membunuh mikroorganisme. Sterilisasi membunuh semua mikroorganisme dan spora, tehnik ini digunakan untuk tindakan invasif. Obyek terkontaminasi jika tersentuh oleh benda tidak steril. Prinsip-prinsip asepsis bedah adalah sebagai berikut:
Segala alat yang digunakan harus steril
Alat yang steril akan tidak steril jika tersentuh
Alat yang steril harus ada pada area steril
Alat yang steril akan tidak steril jika terpapar udara dalam waktu lama
Alat yang steril dapat terkontaminasi oleh alat yang tidak steril
Kulit tidak dapat disterilkan


STERILISASI
 Definisi
merupakan sebuah proses yang ditujukan untuk membunuh semua mikroorganisme,tmsk spora dan merupakan tingkat tertinggi dari seluruh proses pemusnahan mikoroorganisme


 Tujuan
Untuk membuat suatu obyek menjadi steril
 Prinsip sterilasasi

Ada 3
1. Sterilisai secara mekanik (filtrasi) menggunakan suatu saringan yang berpori sangat kecil (0.22 mikron atau 0.45 mikron) sehingga mikroba tertahan pada saringan tersebut. Proses ini ditujukan untuk sterilisasi bahan yang peka panas, misal nya larutan enzim dan antibiotik.
2. Sterilisasi secara fisik dapat dilakukan dengan pemanasan & penyinaran.
• Pemanasan
a. Pemijaran (dengan api langsung): membakar alat pada api secara langsung, contoh alat : jarum inokulum, pinset, batang L, dll.
b. Panas kering: sterilisasi dengan oven kira-kira 60-1800C. Sterilisasi panas kering cocok untuk alat yang terbuat dari kaca misalnya erlenmeyer, tabung reaksi dll.
c. Uap air panas: konsep ini mirip dengan mengukus. Bahan yang mengandung air lebih tepat menggungakan metode ini supaya tidak terjadi dehidrasi.
d. Uap air panas bertekanan : menggunalkan autoklaf
Penyinaran dengan UV
Sinar Ultra Violet juga dapat digunakan untuk proses sterilisasi, misalnya untuk membunuh mikroba yang menempel pada permukaan interior Safety Cabinet dengan disinari lampu UV
3. Sterilisaisi secara kimiawi biasanya menggunakan senyawa desinfektan antara lain alkohol.


tahapan-tahapan yang perlu dilakukan adalah:
1. Presoaking, membersihkan instrumen dari material yang menempel. Jika material tidak dapat langsung dibersihkan, letakkan instrumen pada cairan disinfektan atau deterjen namun tidak boleh terlalu lama agar tidak terjadi korosi
2. Cleaning, membersihkan instrumen dari sisa debris dan cairan tubuh pasien, dilakukan dengan 2 cara yaitu hand scrubbing dan ultrasonic cleansing. Handscrubbing pada dasarnya kontras terhadap salah satu prinsip kontrol infeksi, yaitu tidak boleh berkontak langsung dengan permukaan yang terkontaminasi sebisa mungkin. Handsrubbing dapat menimbulkan percikan air dan semburan udara yang dapat menimbulkan infeksi, dan dapat merusak instrumen. Hal tersebut dapat dihindari dengan menyikat instrumen di dalam air, kemudian dibilas dengan air mengalir.
3. Corrosion control and lubrication, instrumen yang disterilkan dengan dry heat, zat kimia dan gas ethylene oxide harus dibungkus terlebih dahulu. Keadaan instrumen yang kering dapat mengurangi kemungkinan korosi dan rusaknya pembungkus instrumen.
4. Packaging, dilakukan terutama agar instrumen tetap terlindungi pasca-sterilisasi
5. Sterilization, dan
6. Sterilization monitoring, dapat dilakukan dengan indikator kimia (perubahan warna) dan indikator biologis (tes spora). Indikator kimia hanya mengetahui bahwa benda telah terekspos panas, uap maupun zat kimia, tetapi tidak dapat menganalisa adanya pemusnahan bakteri dan spora.

 Metode sterilisasi
o Perebusan adalah metode yang paling umum digunakan dalam sterilisasi instrumen. Spora musnah dengan perebusan dalam air mendidih selama 5 menit. Penambahan sodium bikarbonat menambah efektifitas perebusan, namun dapat menimbulkan deposit material pada instrumen dan pengikisan pada insturmen yang terbuat alumunium. Instrumen tajam akan tumpul dengan perebusan berkali-kali. Perebusan juga dapat dilakukan terhadap sarung tangan karet, kateter dan syringe. Perebusan dilakukan sekurang-kurangnya 15 menit.
o Uap jenuh dengan tekanan (saturated steam under pressure) merupakan metode yang direkomendasikan. Autoclave merupakan salah satu alat yang menghasilkan uap jenuh yang berperan dalam proses sterilisasi. Sterilisasi dilakukan selama 20-30 menit pada suhu 121 C (250 F) dengan tekanan 15-30 psi (pounds per square inch) setelah mencapai kondisi yang steril. Spora dapat dimusnahkan pada suhu 273 F dalam waktu 2 menit. Sterilisasi dengan cara ini dapat menimbulkan karat pada instrumen. Instrumen lebih baik dibungkus dalam keadaan kering, bebas lemak dan kotoran sebelum disterilisasi dengan alat ini. Jika alat akan disimpan, instrumen harus dibungkus dengan material pembungkus yang sesuai agar kondisi steril selalu terjaga. Setelah selesai, alat dikeluarkan dari sterilisator dan dikeringkan untuk mencegah sisa kelembaban saat penyimpanan.
o Sterilisasi dengan uap panas dan bahan kimia, menghasilkan uap tidak jenuh pada suhu 132 C (270 F) dengan mencampur bahan kimia dengan air dalam jumlah sangat sedikit selama 20 sampai 30 menit. Sterilisasi jenis ini tidak menimbulkan korosi/karat pada instrumen yang mudah berkarat. Beberapa jenis sterilisasi ini menghasilkan gas yang berbahaya, sehingga diperlukan ventilasi yang memadai. Sisa zat kimia dari sterilsator diklasifikasikan sebagai hazardous waste (limbah berbahaya).
o Gas ethylene oxide (EO) merupakan salah satu metode sterilisasi terhadap benda yang mudah terpengaruh panas dan kelembaban. EO mempunyai sifat toksik, mudah terbakar, dan bisa meledak, sehingga harus digunakan dengan hati-hati. Benda yang telah disterilkan dengan EO harus diangin-anginkan.
o Dry heat sterilisator, dapat digunakan terhadap bubuk, bur, tang, dan instrumen tajam. Sterilsasi ini tidak menimbulkan korosi. Kemasan bahan tidak boleh menghalangi penetrasi panas.
o Radiasi, dapat dilakukan dengan sinar infra merah, diberikan terhadap materi yang tidak dapat disterilkan dengan panas atau zat kimia. Energi radiasi ini dapat membunuh mikroorganisme
o Sterilisasi kimia, dapat dipilih pada kondisi tertentu, atau terhadap benda yang tidak tahan panas. Sterilisasi kimia terkadang tidak dapat membunuh spora dan virus walau terekspos dalam waktu yang lama. Permukaannya benda yang akan disterilkan harus dibersihkan terlebih dahulu. Sterlisasi kimia atau disinfektan ini harus berkontak pada waktu tertentu (contact time) untuk mencapai sterilisasi yang baik.
(1)Sterilisasi dengan cara rebus
Mensterikan peralatan dengan cara merebus didalam air sampai mendidih (1000C) dan ditunggu antara 15 sampai 20 menit. Misalnya peralatan dari logam, kaca dan karet.
(2)Sterilisasi dengan cara stoom
Mensterikan peralatan dengan uap panas didalam autoclave dengan waktu, suhu dan tekanan tertentu. Misalnya alat tenun, obat-obatan dan lain-lain.
(3)Sterilisasi dengan cara panas kering
Mensterikan peralatan dengan oven dengan uap panas tinggi. Misalnya peralatan logam yang tajam, peralatan dari kaca dan obat tertentu.
(4)Sterilisasi dengan cara menggunakan bahan kimia
Mensterikan peralatan dengan menggunakan bahan kimia seperti alkohol, sublimat, uap formalin, khususnya untuk peralatan yang cepat rusak bila kene panas. Misalnya sarung tangan, kateter, dan lain-lain.
Penyimpanan dari alat-alat yang steril
Setelah sterilisasi, instrumen harus tetap steril hingga saat dipakai. Penyimpanan yang baik sama penting dengan proses sterilisasi itu sendiri, karena penyimpanan yang kurang baik akan menyebabkan instrumen tersebut tidak steril lagi. Lamanya sterilitas tergantung dari tempat dimana instrumen itu disimpan dan bahan yang dipakai untuk membungkus. Daerah yang tertutup dan terlindung dengan aliran udara yang minimal seperti pada lemari atau laci yang dapat dengan mudah didesinfeksi. Pembungkus instrumen hanya boleh dibuka segera sebelum digunakan, apabila dalam waktu 1 bulan tidak digunakan harus disterilkan ulang.

Klasifikasi dental instrument berdasarkan tingkat dekontaminasinya:
1. Critical, material yang berpenetrasi ke dalam kulit atau membran mukosa, seperti jarum, skalpel, explorer, instrumen bedah, dll. Instrumen ini membutuhkan sterilisasi.
2. Semicritical, material yang menyentuh membrana mukosa tetapi tidak menembus daerah tubuh yang lebih dalam, seperti amalgam kondensor, handpiece, dll. Instrumen ini membutuhkan sterilisasi atau disinfeksi tingkat tinggi.
3. Noncritical, meliputi material yang tidak menyentuh membrana mukosa, seperti artikulator, lampu spirtus, dll. Instumen ini hanya memerlukan disinfeksi sedang.



DISINFEKSI
 Definisi
- Disinfeksi adalah membunuh mikroorganisme penyebab penyakit dengan bahan kimia atau secara fisik, hal ini dapat mengurangi kemungkinan terjadi infeksi dengan jalan membunuh mikroorganisme patogen
- Penggunaan germicidal chemical agent (zat-zat kimia germisid) untuk merusak atau membinasakan infektifitas potensial dari suatu benda/material.
 Tujuan
Agar mikrorganisme mati
Tujuan Desinfeksi adalah membunuh partikel virus agen penyakit yang berada diluar tubuh unggas, ‘menempel’ di media/peralatan kandang, alat angkut, kotoran, tangan kaki, pakaian petugas, termasuk kemungkinan adanya partikel di media udara, dll.

 Syarat disinfektan yang baik adalah:
a. Spektrum luas
b. Cepat bekerja
c. Tidak mudah terpengaruh, misalnya terhadap adanya material organik, detergen, dan zat kimia lainnya
d. Tidak toksik
e. Tidak mempengaruhi permukaan bahan yang disterilkan
f. Mempunyai efek residual, terus bekerja walaupun sudah tidak bersentuhan dengan disinfektan tersebut.
g. Stabil, tidak berbau dan tidak menyebabkan perubahan warna
h. Mudah digunakan
i. Ekonomis


 Macam2 bahan dan kegunaanya

Macam-macam larutan disinfektan :

• Chlorine. Sodium Hipochlorite dengan konsentrasi 0,05-0,5 % dengan waktu kontak 10 menit pada suhu 20 C. Larutan ini mempunyai sifat tidak stabil, sehingga penyimpanan harus dilakukan dengan ketat. Chlorine dapat membahayakan jika terkena kulit, mata dan membran mukosa. Selain itu juga dapat menimbulkan karat pada logam dan baunya tidak enak.
• Glutardehid, konsentrasi 2-3,2% dengan waktu kontak 10-30 menit pada suhu 20 C dapat digunakan sebagai disinfektan, dapat membahayakan jika terkena kulit, mata dan membran mukosa.
• Iodophor, merupakan agen germisida dengan kandungan iodinnya. Bersifat kosoif, mengiritasi mata, kulit dan mukosa dan baunya tidak enak. Iodophor yang sekarang banyak dikenal adalah povidone iodine (betadine, septadine, dll).
• Mercuric bichloride, baik untuk benda yang terbuat dari karet, tetapi mempunyai efek destruktif terhadap logam.
• Zephiran Chloride (benzalkonium chloride) merupakan disinfektan dan antiseptik yang baik, tetapi lemah terhadap spora.
• Alkohol
Etil alkohol atau propil alkohol pada air digunakan untuk mendesinfeksi kulit. Alkohol yang dicampur dengan aldehid digunakan dalam bidang kedokteran gigi unguk mendesinfeksi permukaan, namun ADA tidak menganjurkkan pemakaian alkohol untuk mendesinfeksi permukaan oleh karena cepat menguap tanpa meninggalkan efek sisa.
merupakan agen germisida yang handal dengan konsentrasi optimal 70%. Zat ini mudah menguap, sehingga harus disimpan dalam botol yang tertutup. Efektif terhadap bakteri gram (+) dan gram (-), namun kadang-kadang menimbulkan iritasi atau alergi terhadap kulit operator.
• Aldehid
Glutaraldehid merupakan salah satu desinfektan yang populer pada kedokteran gigi, baik tunggal maupun dalam bentuk kombinasi. Aldehid merupakan desinfektan yang kuat.
• Glutaraldehid 2% dapat dipakai untuk mendesinfeksi alat-alat yang tidak dapat disterilkan, diulas dengan kasa steril kemudian diulas kembali dengan kasa steril yang dibasahi dengan akuades, karena glutaraldehid yang tersisa pada instrumen dapat mengiritasi kulit/mukosa, operator harus memakai masker, kacamata pelindung dan sarung tangan heavy duty.Larutan glutaraldehid 2% efektif terhadap bakteri vegetatif seperti M. tuberculosis, fungi, dan virus akan mati dalam waktu 10-20 menit, sedang spora baru alan mati setelah 10 jam.
• Biguanid
Klorheksidin merupakan contoh dari biguanid yang digunakan secara luas dalam bidang kedokteran gigi sebagai antiseptik dan kontrok plak, misalnya 0,4% larutan pada detergen digunakan pada surgical scrub (Hibiscrub), 0,2% klorheksidin glukonat pada larutan air digunakan sebagai bahan antiplak (Corsodyl) dan pada konsentrasi lebih tinggi 2% digunakan sebagai desinfeksi geligi tiruan. Zat ini sangat aktif terhadap bakteri Gram(+) maupun Gram(-). Efektivitasnya pada rongga mulut terutama disebabkan oleh absorpsinya pada hidroksiapatit dan salivary mucus.
• Senyawa halogen
Hipoklorit dan povidon-iodin adalah zat oksidasi dan melepaskan ion halide. Walaupun murah dan efektif, zat ini dapat menyebabkan karat pada logam dan cepat diinaktifkan oleh bahan organik (misalnya Chloros, Domestos, dan Betadine).
• Fenol
Larutan jernih, tidak mengiritasi kulit dan dapat digunakan untuk membersihkan alat yang terkontaminasi oleh karena tidak dapat dirusak oleh zat organik. Zat ini bersifat virusidal dan sporosidal yang lemah. Namun karena sebagian besar bakteri dapat dibunuh oleh zat ini, banyak digunakan di rumah sakit dan laboratorium.
• Klorsilenol
Klorsilenol merupakan larutan yang tidak mengiritasi dan banyak digunakan sebagai antiseptik, aktifitasnya rendah terhadap banyak bakteri dan penggunaannya terbatas sebagai desinfektan (misalnya Dettol).



 Perbedaan antara Sterilasai & disinfeksi
Disinfeksi
- potensial dari benda/material yang dirusak/dibinasakan dengan menggunakan germicidal egents.
-sifatnya melemahkan atau mengurangi patogen,tidak dampai spora.

Sterilisasi
- suatu benda dibebaskan dari semua organisme secara kimiawi atau secara fisika
- mrpkn tingkat tertinggi dalam menghilangkan mikroorganisme patogen, Menjadikan mikrorganime mati,,sampai sporanya.


 Akibat jika tdk melakukan sterilasasi dan disinfeksi
-Akan terjadi sepsis
-Resiko terjadinya infeksi lbh besar karena peluang kontak dengan mikroorganisme semakin lebar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar