22 Juni, 2009

blok 7,2 akrilik

STEP 1
1.Protesa gigi : gigi tiruan lengkap sbg pengganti geligi yg hilang
2.akrilik : sejenis kaca yg punya sifat spt plastic,tidak mudah pecah
3.lilin gigi : bahan lunak yg diperolaeh dr tumbuhan/serangga scr sintetik

STEP 2

- langkah2 pembuatan protesa gigi
- manipulasi bahan dalm pembuatan protesa gigi

STEP 3
Protesa gigi
1. def
2. fungsi

akrilik resin
1. def : sejenis kaca yg punya sifat spt plastic,tidak mudah pecah
2. fungsi : utk protesa gigi
3. komposisi : polimer yg mrpkan turunan etilen.polimer n liquid,PMMA,inorganic pigmen
4. syarat2 : tdk tooksik,tdk iritan,transparan,elastis tinggi
5. cara manipulasi
6. klasifikasi
7. kelebihan & kekurangan
8. polimerisasi
9. sifat
10. kesalahn & penanggulangan

wax
1. def
2. fungsi
3. komposisi
4. syarat2
5. cara manipulasi
6. klasifikasi
7. kelebihan & kekurangan
8. sifat
9. kesalahn & penanggulangan

STEP 4

STEP 5

STEP 7

Protesa gigi
1. def : gigi tiruan lgkap dan sebagian sbgai pengganti gigi yg hgilang serta struktur yg menyertai dr suatu struktur gigi d rahang.

2. fungsi :

- membuat gigi palsu,memperbaiki fgsi pengunyahan,
 Untuk memulihkan kembali fungsi pengunyahan yang berkurang karena hilangnya satu atau lebih gigi asli.
 Untuk memperbaiki estetika dan penampilan
 Untuk memelihara dan mempertahankan kesehatan gusi
 Untuk memulihkan kembali fungsi bicara

akrilik resin
1. def : plastic yg digunakan dlm kedogi yg tedri dr derivate akrilik acid
substansi plastic yg padat pd suhu kamar n mencair bila dipanaskan
turunan etilen yg mengandung gugus vinil dalm rumus strukturnya jg mrpkn jenis resin sintetik yg byak digunakan dlm kedogi sbg basis gigi tiruan
plastic yg mrpkn cmpuran suatu polimer (bubuk) n monomer (cair)

2. fungsi : memneri retensi n stabilitasi pd gigi tiruan,t4 elemen/anasir gigi menempel,myalurkan kekuatan(tekanan oklusi)dr gigi ke mukosa (jar,pendukung) dan gigi lainnya,bahan pengisi pola pd pembuatan protesa gigi.

3. komposisi :

powder berisi polimerPPMA
liquid berisi monomer sbg activator jg tdp inhibitor.cmpuran ester alcohol,pitaliglikolat.

a. Powder
1). Polimer methacrilat
2). Organic peroxide initiator
3). Titanium dixide agent
4). Inorganic pigments (for color)
b.
b. Liquid
1). Methil metacrilateilate
2). Hidroquinon inhibitor
3). Dymethacrilate / cros linked agent
4). Organic amine accelerator
5). Dyed syntetic fibers (for estetic)


4. syarat2 :

- biologis : tidak iritan
- fisis : tahan thd tekanan
- estetik : transluensi,dpt dipigmentasi
- penanganan : tidak beruap slm dimanipulasi,
- ekonomis : murah
- penampilan akrilat scr keseluruhan : bahn yg kimia n stabil yg dapt bertahan.

5. cara manipulasi : widi
- persiapan
- pengadukan bahan,ratio 3:1
- pengisian pd kuvet
- polimerisasi pd suhu 60-70 drajt
- pengerutan
- penyelesaian


tia+ivi
- ratio 3-3,5:1
- dicampu di tempat tertutup smpai stadium dough
- stadium2
- pengisian
- cured,dpanaskan
- suhu n pemansan hrus dikontrol (72 drajat slama 16 jam,72 slm 2 jam stlah itu dinaikan smpai 100 drajat dmn masih ada monomer)
- pendinginan
- deflasking,pengeluaran bahan cetakan,digunakan suspensi batu apung


6. klasifikasi

mnrut ADA : widi
- heat cured / hot cured :tdd bubuk dan liquid,larut dlm ester alcohol
- cold cured/self cured :aktivasi pd suhu kamar,utnuk penyembuhan pd protesa gigi yg patah,porus lbh banyak
- gel.mikro : hmpr spt heat cured,proses lbh cepat,sgat mahal
- visible light resin : tnp metal metakrilat,lgsung pd gips

ivi,ADA no 12
I: heat cured / hot cured : btuh panas,pling byak digunakan
II : cold cured/self cured/autopolymerizable
III: thermoplastic blank or powder : mlunak ktika dipanaskan,kmdian dibentuk,dngan pendinginan akan mengeras.
IV: visible light resin
V : microwave : dgn energi gel.miro,dng kuvet non logam.

7. kelebihan & kekurangan
+ : murah,mudah,sedehana,mdah direparasi
- : mudah patah,tjd perubahan dimensi,porositas yg mempengaruhi perubahan warna.

v Kebaikan
1. Warna menyerupai gigi
2. Mudah direstorasi kembali bila patah tanpa mengalami distorsi
3. Mudah dibersihkan
4. Mudah pengerjaanya dan manipulasinya
5. Kekuatannya cukup
6. Harganya cukup murah dan tahan lama

v Keburukan
1. Mudah patah
2. Menimbulkan macam-macam porositas
3. Suatu termal konduktor yang baik
4. Dapat mengalami perubahan bentuk
5. Toleransi pasien kurang
6. Dapat menimbulkan alergi


8. polimerisasi : ?
yutia

kondensasi : tdp hasil samping
adisi :

aktivasi :
inisiasi : pembentukan radikal bebas
propagasi : rx monomer n radikal bebas
terminasi : 2 rad bebas membentuk polimer stabil

9. sifat

porositas/gasseus porosity,mmpu menyerap air,crazing/retak,koef ekspansi termal,kerja bahan pelarut,radiolucent,reaksi alergi.

Mekanis : punya modulus elastisitas tinngi
Fisis : ekspansi termis


10. kesalahan & penanggulangan : widi
- distribusi panas tidk merata
- cmpuran kurang homogen
- ada monomer sisa

penanggulangan : mengatur suhu dan waktu



wax
1. def : substansi plastic yg padat pd suhu kamar n mencair bila dipanaskan
slah 1 bahan termoplastik yg tdd bahan inorganis dan bahan alami shg membuatnya berguna n sempurna.

tdd suatu alkohol (rantai panjang alkohol, sterol, hidroksi karotenoid, vitamin A) dan rantai asam yang sangat panjang (wax ester)

2. fungsi :
- restortatif
- sbg pola material pembantu dlm pencetakan gigi
- untuk pencetakan, konstruksi bahan basis gigi tiruan nonmetalik, merekam hubungan rahang ?, dan pekerjaan laboratorium

3. komposisi

resin n getah 39 – 53 %
polisakarida 2-3 %
bahan lain 12 %

wax kedogi
35 % dr minyak esensial


4. syarat2 :
mdh dibentk,bs dicair padatkan,tanpa residu.

Stabil pada suhu mulut
Dapat mengisi rongga cetak
Non iritan dan non toxic
Tidak meninggalkan residu jika disiram air
Tidak berubah sifat fisis jika dipanaskan
Mudah dibentuk dalam temperatur tertentu
Setelah dingin dapat mempertahankan bentuknya
Dalam keadaan lunak dapat beradaptasi dengan permukaan lain
Dalam keadaan keras dapat diukir
Melting range cukup lama
Dapat dicairkan dan dipadatkan berkali-kali
Jika dibentuk tidak robek atau retak


5. cara manipulasi

1. malam sebelum dipanaskan adalah mudah mengalami flaking/ patah/ robek karena struktur bentuk kristalnya.
2. pemanasan secara merata pada seluruh permukaan malam akan menjadikan malam mudah dimanipulasikan pada model.
3. bila sisi yang dipanaskan hanya sebagian maka panas tidak akan disebarkan ke sisi lain sehingga sisi tempat pemanasan akan mencair.
4. pemanasan yang merata akan mengurangi tegangan dalam.
5. untuk malam inlay cor, harus hati-hati bila melunakan batangan malam agar tidak terlalu panas.
6. malam diputar-putar sampai mengkilap kemudian dijauhkan dari api. Hal ini diulang sampai malam menjadi hangat seluruhnya.
7. malam kemudian diuli dan dibentuk kedalam kavitas preparasi.
8. tekanan harus diaplikasikan dengan jari
9. malam menjadi dingin secara berangsur-angsur.


6. klasifikasi widi
asal


NATURAL WAX
A.mineral : paraffin wax
B.serangga : beeswax(ester kompleks)
C.tumbuhan : carnauba,candelila(paraffin,alcohol)
D.binatang : spermwhale

SINTETIK

Dr komposisi
- hidrokarbon
- ester

FUNGSI
Pola
A.base plate wax
B.casting wax : malam tuang
C.inlay wax : direct n indirect

Proses
A.boxing wax
B.utility wax : tdd petroleum n beeswax
C.sticky wax : tdd resin alami n getah dammar

Cetak
A.corrective wax
B.bite wax

LILIN YG DIPAKE DLM KEDOGI
- MALAM MODEL
- MALAM TUANG LEMBAR
- MALAM INLAY
- BOXING WAX
- MALAM CETAK
- MALAM PEREKAT



7. kelebihan & kekurangan
+ :
Stabil pada suhu mulut
Dapat mengisi rongga cetak
Non iritan dan non toxic
Tidak meninggalkan residu jika disiram air
Tidak berubah sifat fisis jika dipanaskan
Mudah dibentuk dalam temperatur tertentu
Setelah dingin dapat mempertahankan bentuknya
Dalam keadaan lunak dapat beradaptasi dengan permukaan lain
Dalam keadaan keras dapat diukir
Melting range cukup lama
Dapat dicairkan dan dipadatkan berkali-kali
Jika dibentuk tidak robek atau retak

- : mudah rapuh (beeswax),isolator shg panas tidak merata

8. sifat :
- suhu transisi padat - padat/solid2 transition temperature
- flow/aliran
- internal stress / residual stress
- melting range
- termal ekspansion ( kontraksi suhu turun)



9. kesalahn & penanggulangan

- pemanasan tidak merata shg tidak smoothing

SGD Blok 7 Lbm 6

oh,oh,,SGD yg memusingkan dan tidak memuaskan....

maafkan aku,baru kali ini aku memposting lagi bLogku.......

\^^/"


STEP 7

  • Bahan yang mengandung flor

1. fungsi
Mekanisme fluoride dalam menghambat karies

- Mekanisme fisik-kimiawi, ion2 fluoride dilepaskan dr bhn restorasi bergabung dg kristal2 hidroksiapatit dr struktur gigi di dktnya utk membntk suatu struktur yg sdkt lbh thn thdp dekalsifikasi krn asm. Ion fluoride menggeser titik keseimbangan antara dimineralisasi dan remineralisasi ke arah remineralisasi. Fluoride bertindak sbg katalis utk asupan ion2 kalsium dan fosfat . Dibanding dg email yg sehat, email yg karies lbh porus. Porusitas ini yg memungkinkan penetrasi ion2 fluoride yg lbh besar. Jadi ion fluoride dlm konsentrasi rendah menunjang pembentukan kristal2 yg tahan asm dan mengurangi resiko perkembangan karies.

- Mekanisme biologi, fluoride menghambat metabolisme karbohidrat melalui mikroflora dlm plak yg bersifat asam. Fluoride memasuki mikroorganisme dg perbedaan konsentrasi dan menumpuk dlm sel ketika pH diluar sel menurun. Pengankutan hidrogen ke dlm sel menjurus ke pemisahan ion2 H dan F dlm cairan intra seluler yg lbh basa,lalu ion2 fluoride mengakibatkan penghambatan enzim dan produksi asm mjd lbh lambat. Sementara itu fluoride meningkatkan permeabilitas sel dan dpt menyebar dg cpt keluar dr bakteri

  • GIC

1. fungsi

Sebagai Luting Agent
Sebagai Luting Agents, GIC sangat membantu pemasangan crowns, jembatan, veneer dll.

Menempelkan Alat Ortodontik Cekat
Meskipun saat ini lebih banyak digunakan resin komposit untuk proses ini, tetapi GIC tetap memiliki keunggulan. GIC dapat melekat erat pada gigi karena interaksi ion Poliakrilat dan kristal hidroksiapatit pada gigi, sehingga tidak membutuhkan

etsa asam

Suatu tambahan yang bernilai untuk retensi dari sistem resin adalah teknik etsa atau demineralisasi email antara permukaan restorasi. Teknik tersebut sangat membantu restorasi kelas IV. Kadang-kadang restorasi kelas IV diubah dengan membuat bahu kecil atau chamfer pada email sejauh mungkin mengelilingi preparasi untuk mendapatkan email yang lebih luas bagi prosedur etsa. Ini adalah keadaan yang melibatkan fraktur insisal, dimana retensi total dari bahan restorasi mungkin diperoleh menggunakan mekanisme etsa asam. Ada saatnya prosedur ini ditambahkan pada preparasi konvensional, untuk keberhasilan suatu restorasi.

Keputusan untuk menggunakan etsa asam saja atau dalam kombinasi dengan preparasi didasarkan pada:

1. Lokasi dan ukuran pulpa. Ini dapat mengurangi kegunaan beberapa bentuk preparasi, dengan pengecualian preparasi yang terbatas pada email.

2. Terlibatnya daerah insisal atau oklusal. Etsa asam sendiri tidak akan mampu mendukung restorasi yang menjadi subyek tekanan pengunyahan.

Etsa asam pada permukaan email sangat menguntungkan untuk retensi restorasi resin pada gigi anterior yang fraktur. Demikian juga, ini sangat menguntungkan pada jenis restorasi yang lain, misalnya kelas III dan kelas IV, sekalipun retensi hasil preparasi sendiri cukup adekuat pada keadaan tersebut. Bagaimanapun juga, system bonding dari resin yang lebih rapat terhadap email pada bagian tepi mengurangi kemungkinan pewarnaan dan kebocoran mikro di bagian tepi, terlepas dari tipe resin yang digunakan.

Indikasi Etsa Asam

1. Mendukung restorasi posterior kelas I dan kelas II.

2. Kelas III, tambahan pada retensi konvensional.

3. Kelas IV, sudut insisal gigi anterior.

4. Fraktur email, terutama insisivus sentral dan lateral atas.

5. Kelas V, di oklusal atau insisal email sebagai tambahan retensi.

Etsa asam tidak akan berhasil jika bagian email tidak cukup luas atau jika restorasi mendapat beban tekanan oklusal yang berat. Jadi, banyak restorasi yang besar pada insisivus bawah gagal bila etsa asam digunakan sebagai retensi utama. Dalam preparasi resin dengan retensi yang meragukan, pin sebaiknya ditambahkan sebagai pendukung.

Penggunaan Etsa Asam

Perindungan Dentin dan Pulpa.

Sebelum aplikasi etsa asam atau penematan restorasi resin, dentin harus dilindungi dengan memberikan pelapik. Bila pelapik tidak diberikan,asam yang berfungsi sebagai etsa atau resin akan menyebabkan iritasi terhadap pulpa. Vernis umumnya tidak digunakan sebagai pelapik karena bagian monomer resin dapat melarutkan vernis, yang menghilangkan barier pelilndung. Juga bahan pelarut pada vernis mengganggu pengerasan resin.

Basis kalsium hidroksida adalah pilihan pelapik yang dianjurkan. Bahan diaplikasikan sebagai suatu lapisan tipis di bawah resin. Dalam teknik etsa asam, asam fosfat dapat melarutkan sebagian pelapik kalsium hidroksida, mengharuskan dilakukan penambahan atau aplikasi ulang dari bahan pelapik. Bahan baru seperti monomer kaca yang diaktifkan sinar lebih disukai untuk pelapik karena bahan ini melekat pada dentin dengan amat baik. Retensi preparasi harus diperiksa dan bahan pelapik yang mungkin telah menembus daerah tersebut dibuang.

. Di samping itu, efek antikariogenik yang dimilikinya tetap menjadi nilai tambah.

Perawatan Fissure Sealants
Untuk keperluan ini, bubuk GIC dicampurkan dengan likuidnya dimana likuid lebih banyak. Dengan demikian, GIC bisa masuk ke dalam celah pit dan fissure pada gigi posterior.

Sebagai Semen Dasar
GIC memiliki berbagai keuntungan untuk digunakan dalam tugas ini karena kemampuannya melekat pada dentin dan email serta kemampuannya melepas fluoride yang tidak saja mengatasi karies, tapi juga mencegah terjadinya karies sekunder. Selain itu, bahan ini juga dapat merangsang terbentuknya dentin sekunder. GIC dapat digunakan untuk tambalan berbahan resin komposit maupun amalgam.

Sebagai Adhesive Cavity Liners (Teknik Sandwich)
Teknik ini menggunakan GIC yang diposisikan seolah menggantikan dentin, dan komposit sebagai pengganti email. Restorasi ini sebaiknya dilakukan dengan terencana dan bukannya sekedar menutupi restorasi GIC yang buruk.

ART (Atraumatic Restorative Treatment)
ART adalah teknik perawatan karies pada gigi yang banyak dilakukan di negara dunia ketiga dimana keberadaan tenaga kesehatan gigi dan bahan-bahan terbatas, sementara kebutuhan cukup tinggi. Teknik ini hanya menggunakan instrumen sederhana seperti ekskavator untuk membuang sebanyak mungkin jaringan karies.

Restorasi Pada Gigi Susu
Karena sifatnya yang melepaskan fluoride dan kebutuhan preparasinya yang minimal, GIC menjadi salah satu pilihan utama untuk restorasi pada gigi sulung. Restorasi pada gigi anak-anak berbeda dengan pada gigi dewasa karena umur gigi sulung yang terbatas dan daya kunyah yang ditahan tidak sebesar gigi dewasa. Di awal 1977, diketahui bahwa GIC memiliki keuntungan lain pada restorasi karena kemampuannya melepaskan fluoride dan kemampuannya menempel pada jaringan keras gigi dengan baik. Di samping itu, dengan jangka waktu pengerjaan yang relatif singkat, GIC akan sangat menguntungkan jika digunakan pada restorasi gigi anak. Akan tetapi GIC tetap tidak dianjurkan untuk gigi molar sulung.


2. sifat : GIC melekat secara fisik dan kimia, baik pada email maupun dentin.

Mengapa perlekatan pada email dan dentin berbeda?

Email merupakan kristal yang sangat padat, 95 - 98%-nya adalah mineral. Sedangkan dentin hanya mengandung 75% mineral, selebihnya berupa serabut kolagen yang lunak. Dentin pun tidak padat karena mengandung puluhan ribu saluran mikro per mm2. Secara mekanis perlekatan resin komposit pada pori-pori email lebih kuat dibandingkan pada kolagen, yang disebut ikatan hibrida, di permukaan dentin. Demikian pula dengan GIC yang secara kimia melekat pada mineral gigi yang lebih banyak dikandung oleh email

Karena sifatnya yang melekat secara kimiawi dengan jaringan keras gigi dan melepaskan fluoride dalam jangka waktu yang cukup lama, penggunaan GIC (Glass Ionomer Cement) menjadi semakin luas.

Melekat pada permukaan gigi secara mekanis, yaitu melalui pori-pori yang dibuat pada permukaan email dengan cara dietsa. Cara lain adalah dengan perlekatan hibrida pada permukaan dentin.

(1) kekerasan dan kekuatan yang baik sehingga dapat dipakai untuk tambalan gigi anterior dan posterior

(2) ekspansi termis yang kecil

(3) daya larut dalam saliva sangat sedikit

(4) elastisitas kecil, dan

(5) dapat terjadi pengerutan

(6) adhesive

3. komposisi :

Bubuk
Bubuk untuk GIC pada umumnya terdiri dari :
• Silica 41.9%
• Alumina 28.6%
• Aluminium Fluoride 1.6%
• Calcium Fluoride 15.7%
• Sodium Fluoride 9.3%
• Aluminium Phosphate 3.8%

Likuid
Cairan yang digunakan pada GIC adalah asam poliakrilik dengan konsentrasi antara 40-50%.

Glass ionomer cements, are materials made of

calcium, strontium aluminosilicate glass

powder (base) combined with a water-soluble

polymer (acid). When the components are

mixed together, they undergo a setting reaction

involving neutralization of the acid groups by

the powdered solid glass base. Because both

components are materials of wide chemical

diversity, the range of glassionomer cements

is very wide indeed and the material has

considerable potential for further development.

4. kelebihan & kekurangan

k+ : perlekatan kuat n than lma

Perlekatan yang bagus dengan struktur gigi
• Retensi cukup tinggi
• Mampu melepaskan fluoride
• Biokompatibel
• Preparasi minimal dan waktu kerja yang singkat.

k- : tdk mmpu menerima tkanan kunyah yg besar

mudah abrasi,erosi,estetik rendah krn kurang translusensi

Rapuh
• Mudah larut dalam saliva
• Kasar
• Sensitif terhadap air pada saat setting time.

• Sensitive terhadap air selama fase pengerasan

• Beberapa produk melepaskan fluor yang lebih sedikit dibandingkan GIC konvensional

• Radiopaque yang tidak menyertai walaupun penambahan zat penambah radiodense seperti barium dapat merubah radiodensitas.

• Kurang estetik dibandingkan komposit.

Terbatas dlm merestorasi kavitas yg meluas ke dentin

Dpt mengiritasi pulpa n terbentuk celah mikro

Bila tdk ada sisa email yg mendukung maka potensi bocor besar

5. manipulasi :

Manipulasi Glass Ionomer
Teknik ART
Prinsip kerja ART adalah menghilangkan jaringan karies dengan hanya menggunakan instrumen tangan tanpa pengeboran dan kemudian menambal kavitas dengan Glass Ionomer. Indikasi ART adalah karies pada gigi vital yang baru mencapai dentin, letak gigi memungkinkan masuknya instrumen, serta tidak ada abses, fistel, dan sejenisnya.

Isolasi gigi yang akan ditambal dengan cotton roll atau rubber dam. Buka kavitas dengan ekskavator dari arah oklusal menuju kavitas, dengan gerakan memutar buang seluruh jaringan karies. Kemudian bersihkan kavitas dengan cotton pellet.

Proses selanjutnya adalah dentine conditioning dengan cairan Glass Ionomer yang diencerkan. Teteskan 1 tetes liquid Glass Ionomer di atas paper mixing pad, celupkan satu cotton pellet ke dalam air kemudian peras, dengan cotton pellet ini ambil tetesan liquid Glass Ionomer dan aplikasikan pada kavitas 10-15 detik. Kemudian bersihkan kavitas dengan 3 cotton pellet basah dan 3 cotton pellet kering.

Buat adukan Glass Ionomer yang sama warnanya dengan warna gigi pasien sesuai petunjuk pabrik, setelah campuran menyerupai chewing gum aplikasikan ke dalam kavitas dengan bantuan Ash 49.

Tekan tambalan dengan matriks yang sesuai kontur gigi, kemudian oleskan cocoa butter atau varnish di atas tambalan, biarkan 1-2 menit.

Teknik Preparasi Biasa
Lakukan preparasi pada kavitas hingga semua jaringan karies terbuang. Proses selanjutnya adalah dentine conditioning dengan cairan Glass Ionomer yang diencerkan. Teteskan 1 tetes liquid Glass Ionomer di atas paper mixing pad, celupkan satu cotton pellet ke dalam air kemudian peras, dengan cotton pellet ini ambil tetesan liquid Glass Ionomer dan aplikasikan pada kavitas 10-15 detik. Kemudian bersihkan kavitas dengan 3 cotton pellet basah dan 3 cotton pellet kering.

Buat adukan Glass Ionomer yang sama warnanya dengan warna gigi pasien sesuai petunjuk pabrik, setelah campuran menyerupai chewing gum aplikasikan ke dalam kavitas dengan bantuan Ash 49.

Tekan tambalan dengan matriks yang sesuai kontur gigi, kemudian oleskan cocoa butter atau varnish di atas tambalan, biarkan 1-2 menit.

6. klasifikasi :

KLASIFIKASI KIMIA
GIC pada umumnya diklasifikasikan menjadi empat tipe dasar:
• Semen Ionomer Kaca Konvensional
• Semen Ionomer Hybrid (juga disebut sebagai semen ionomer kaca yang dimodifikasi resin yang dicured secara kimia atau sinar atau Ionomer kaca dual-cured).
• Semen ionomer kaca tri-cure.
• Semen ionomer kaca yang diperkuat metal.

* Resin komposit : Resin komposit merupakan p-erkembangan dari resin akrilik yang merupakan salah satu tambalan yang sewarna dengan gigi

1. fungsi

2. sifat : melekat pada permukaan gigi secara mekanis, yaitu melalui pori-pori yang dibuat pada permukaan email dengan cara dietsa. Cara lain adalah dengan perlekatan hibrida pada permukaan dentin.

: (1) kekerasan dan kekuatan yang baik sehingga dapat dipakai untuk tambalan gigi anterior dan posterior, (2) ekspansi termis yang kecil, (3) daya larut dalam saliva sangat sedikit, (4) elastisitas kecil, dan (5) dapat terjadi pengerutan

3. komposisi :

1. Bahan Pengisi (Filler)

Dimasukkannya partikel pengisi ke dalam suatu matriks secara nyata meningkatkan sifat bahan matriks bila partikel pengisi benar-benar berikatan dengan matriks. Bila tidak, partikel bahan pengisi dapat melemahkan bahan. Karena pentingnya bahan pengisi yang berikatan kuat, jelas terlihat bahwa penggunaan bahan pengisi tambahan sangatlah diperlukan untuk keberhasilan suatu bahan komposit. Jumlah pengisi yang dapat dimasukkan ke dalam matriks resin umumnya dipengaruhi oleh daerah permukaan pengisi.

Bahan pengisi akan berfungsi mengurangi muai panas dan meningkatkan ketahanan bahan terhadap abrasi. Bahan pengisi anorganik yang digunakan adalah komponen aluminium silikat dan glass sphere serta rod. Kekurangan dari bahan-bahan ini adalah ikatan antara bahan pengisi dan matriksnya yang memungkinkan partikel bahan pengisi yang relatif besar terungkit sehingga terbentuk permukaan yang selalu kasar.

2. Resin Matrix

Kebanyakan resin biasanya didasarkan pada oligomer dimethacrylate (BIS-GMA) atau urethane dimethacrylate (UDMA). BIS-GMA dan UDMA adalah cairan pekat dengan ikatan molekuler monomer yang rendah (dimethacrylate) ditambah untuk mengontrol konsistensi pasta komposit. Kedua oligomer dan ikatan molekuler monomer yang rendah digambarkan sebagai ikatan atom C rangkap dua yang bereaksi untuk mengubah keduanya menjadi polimer.

3. Silane Coupling Agent

Untuk mendapatkan sebuah ikatan yang bagus antara inorganic filler dan resin matrix , diberikan silane pada permukaan filler di mana silane memiliki kelompok yang bereaksi dengan filler inorganik dan kelompok lain bereaksi dengan matrix organik.

Bila ingin mendapatkan dan mempertahankan sifat optimum dari komposit, partikel pengisi harus melekat pada matriks resin. Ini akan menyebabkan matriks polimer yang lebih plastis meneruskan stres ke partikel filler yang lebih kaku. Ikatan antara kedua tahap komposit ini dibentuk oleh coupling agent. Aplikasi coupling agent yang tepat (biasanya berupa silane) dapat memperbaiki sifat fisik dan mekanis serta memberikan stabilitas hidrolitik untuk mencegah air berpenetrasi di antar permukaan resin-filler

4. kelebihan & kekurangan

k- : terbatas dlm merestorasi kavitas yg meluas ke dentin,

dpt mengiritasi pulpa n terbentuk celah mikro

bila tdk ada sisa email yg mendukung maka potensi bocor besar

5. manipulasi

6. klasifikasi :

Komposit dibagi 2 kelompok, microhybrid composite dan microfilled composite. Microhybrid composite mengandung campuran dari partikel filler fine dan microfine dengan 84% berat merupakan filler. Partikel- partikel filler microfine tepat di antara partikel-partikel filler fine, menghasilkan total konsentrasi filler 70% volume.

Microfilled composite mengandung microfine filler dengan permukaan yang sangat luas. Hanya 35%-50% volume dari partikel ini dapat digunakan beserta resin matrix dan masih menghasilkan pasta yang viskositasnya dapat diterima. Beberapa microfilled composite menggunakan filler-filler yang partikel-partikel polimer dikuatkan dengan partikel-partikel microfine, yang kemudian dicampur dengan resin matrix.

Resin komposit light cure memiliki sifat-sifat : (1) polimerisasi sinar untuk bahan pasta dalam tube agar terjadi pembentukan radikal bebas terdiri atas molekul-molekul untuk foto inisiator dan aktifator amine yang terdapat didalamnya, (2) pengerasan akan terjadi jika bahan disinari dalam waktu 40-60 detik.

Keuntungan pemakaian resin kompositlight cure: (1) waktu penyinaran yang cepat, (2) kedalaman penyinaran dapat ditentukan, (3) waktu kerjanya tidak terbatas, (4) mudah untuk dipolis, (5) tidak mengalami diskolorisasi.

Perbedaan self cure dan light cure antara lain: (1) pada resin self cure dengan bahan kimia tidak dibutuhkan peralatan yahg rumit, sedangkan pada light cure peralatannya rumit dan mahal, (2) keuntungan dari waktu pengerasan light cure dapat diatur oleh operator, (3) pada resin komposit light cure tidak memerlukan pengadukan.

Komposit Matrik Polimer (Polymer Matrix Composites – PMC) – Bahan ini merupakan bahan komposit yang sering digunakan disebut, Polimer Berpenguatan Serat (FRP – Fibre Reinforced Polymers or Plastics) – bahan ini menggunakan suatu polimer-berdasar resin sebagai matriknya, dan suatu jenis serat seperti kaca, karbon dan aramid (Kevlar) sebagai penguatannya.
Komposit Matrik Logam (Metal Matrix Composites – MMC) – ditemukan berkembang pada industri otomotif, bahan ini menggunakan suatu logam seperti aluminium sebagai matrik dan penguatnya dengan serat seperti silikon karbida.
Komposit Matrik Keramik (Ceramic Matrix Composites – CMC) – digunakan pada lingkungan bertemperatur sangat tinggi, bahan ini menggunakan keramik sebagai matrik dan diperkuat dengan serat pendek, atau serabut-serabut (whiskers) dimana terbuat dari silikon karbida atau boron nitrida