12 Oktober, 2009

LBM 1 “ Nyeri NaciSeptik”

Step 1
Nyeri Orofacial : (Nyeri) pada bag.mulut dan wajah
Nociseptik : Nyeri yg bersifat somatic , yaitu dsbarkan mlalui saraf perife berasal dr proses infeksi ato radang, byasa terjadi d kulit, sendi dan otot
Ngilu : Sensasi rasa tidak nyaman yg ringan yg tmbul bila mnerima rangsangan(suhu, rasa, tekanan)
Intra oral : Lingkungan ddalam rongga mulut
Nyeri : Suatu persaan yg tdk nyaman akibat kerusakan jaringan(karna adanya penyakit)
Demam : suatu perubahan suhu ddalam tubuh karnapeningkatan aliran darah, salah satu pnybabny ada antigen asing yg masuk dalam tubuh.

Step 2
Hubungan Nyeri orofasial dan nyeri nosiseptik
Nyeri nosiseptik






















Step 3
OROFACIAL
definisi (mnurudt kamus kedokteran) : bertautan dgn mulut dan wajah
anatomi(nervus, vaskularisasi) : Nervus V, VII, IX, X, XII. LI
definisi nyeri Orofacial + nyeri kepala : Suatu persaan yg tdk nyaman akibat kerusakan jaringan(karna adanya penyakit) pada bag.mulut dan wajah. Nyeri kepala: LI
macam + ciri2 nyeri Orofacial :Nyeri Nosiseptik, Nyeri neuropatik, Nyeri Idiopatik, Nyeri Psikologik(Ciri2 LI)
Penyebab terjadinya nyeri Orofacial : Trauma fisik, suhu, tekanan, peradangan(inflamasi), infeksi, idiopatik
Intansitas nyeri pd Orofacial :LI
Mekanisme pada macam2 nyeri Orofacial :
Nosisepti : transduksi(stimulus d ubah jd impuls), transmisi(dbwa k medula spenalis), modulasi(bereaksi .... di endogen), persepsi
Pemeriksaankan standar dan penunjang dlm menentukan diagnosis nyeri Orofacial : anamnesis, pemeriksaan intaoral-ekstraoral, vital sign, pemeriksaan penunjang(rontgen, electro encepalon graph(eeg), ct scan
NOSISEPTIK
definisi
letak nyeri
penyebab nyeri
mekanisme nyeri nosiseptik(patofisiologi)
DEMAM
1. Patofisiologi
















Step 4






















Keterangan : Agent (berupa bakteri, virus dan parasit) yang meradang dapat menyebabkan infeksi, akan mempengaruhi kerja inervasi dan vaskularisasi di organ orofacial sehingga dapat menyebabkan nyeri orofasial dan dapat ditandai dengan keadaan demam tubuh.














Step 5

OROFACIAL
1. definisi (mnurudt kamus kedokteran) :
area yg mliputi wajah dan kepala

2. anatomi(nervus, vaskularisasi) :
2.1 Anatomi otot-otot orofasial
2.1.2 Otot-otot bibir dan pipi
1. Otot spincter bibir (Lee,2006)
Otot spincter bibir adalah orbicularis oris yang membentuk sebagian jaringan pada bibir. Memiliki koneksi yang luas terhadap muskulus-muskulus yang terdapat dalam rongga mulut.
¬ Origo dan insersio (Snell,1991)
Serat-serat berjalan melingkari orificium oris di dalam substansi bibir. Beberapa serat berawal di tengah garis maxilla dan berjalan serong ke membran mukosa permukaan dalam bibir. Umumnya serat-serat ini berasal dari muskulus buccinator.
¬ Persarafan : Cabang bukal dan mandibular n.fasialis
¬ Fungsi : Merapatkan bibir
2. Otot dilator bibir (Snell,1991)
a. M.levator labii superior
b. M.zygomaticus mayor dan minor
c. M.levator anguli oris
d. M.risorius
e. M.depressor anguli oris
f. M.depressor labii inferior
g. M.mentalis
3. Otot pipi (Lee,2006)
Muskulus buccinator berada di maksila dan mandibula pada daerah molar dan masuk kedalam muskulus-muskulus di dekitar sudut mulut. Membentuk sebagian besar dinding lateral pipi. Menyimpan makanan di dalam rongga mulut pada saat proses mastikasi. Muskulus buccinator diinervasi oleh cabang bukal nervus fasialis dan mendapat suplai darah dari maksila dan arteri fasial.
4. Otot pengunyah (Snell,1991)
Yang termasuk otot pengunyah adalah masseter, temporalis, pterygoideus lateralis dan medialis
Muskulus masseter --> Masseter adalah salah satu otot yang paling kuat dilihat dari ukurannya pada tubuh. Terdapat pada bagian lateral arcus zigomaticus dan memasuki angulus mandibula. Fungsi muskulus masseter adalah mengangkat mandibula untuk merapatkan bibir waktu mengunyah.
Muskulus temporalis. Fungsi muskulus temporalis adalah mengangkat mandibula dan mengembalikan posisi mendibula
Muskulus pterygoideus lateralis. Fungsi muskulus pterygoideus lateralis adalah menarik collum mandibula ke depan
Muskulus pterygoideus medialis. Fungsi muskulus pterygoideus medialis adalah mengangkat mandibula
5. Otot-otot lidah (Lee,2006)
Otot-otot lidah terdiri dari 2 yaitu
Otot-otot intrinsik lidah
Muskulus genioglossus. Berfungsi menarik lidah ke depan dan menjulurkan ujung lidah ke sisi yang berlawanan. Bila kedua otot berkontraksi bersama, lidah akan menjulur bersama. Otot ini juga mendepresi lidah
Muskulus styloglossus. Berfungsi menarik lidah ke atas dan ke belakang
Muskulus palatoglossus. Berfungsi menarik radix linguae ke atas dan ke belakang
Muskulus hyoglossus. Berfungsi untuk depresi lidah
Otot-otot ekstrinsik lidah
Otot-otot ekstrinsik lidah terdiri dari muskulus vertikal, musculus transversal, dan muskulus longitudinal superior dan inferior
Primarti, Risti S. 2007. Deteksi Dini Ketidakseimbangan Otot Orofasial Pada Anak. Jurnal PDGI, Edisi Khusus PIN IKGA. Jakarta : PDGI
Snell, 1991. Anatomi Klinik Untuk Mahasiswa Kedokteran. Alih Bahasa Jan Tambajong dari Clinical Anatomy For Medical Students. Jakarta : EGC

VASKULARISASI OROFACIAL
Wajah mendapat perdarahan dari :
a. arteri facialis
cab.nya:
a.labialis suporior dan inferior
rami nasalis lateralis
a.angularis
b. arteri temporalis superficialis
cab.ny:
a.frontalis
a.parietalis
a.transversa facei
c. arteri maxilaris interna
mrupakan cab.dr terminal a.carotis eksterna, dbagi 3 bagian:
Pars mandibularis.
a.auricularis profunda
a.tympanika anterior
a. meningea media
a.alveolaris inferior
Pars Pterigoideus.
a.temporalis profunda
rami pterygoidea
a.maseterica
a.buccalis
Pars Pterigoplatina
a.alveolaris superior posterior
a.infra orbitalis
a.alveolaris superior anterior dan medius
a.palatina descenden
a.canalis pterigoidea
rami pharungealis
a.sphenopalatina

CAVUM ORIS
-Arteri Lingualis, cab.nya:
Remi dorsalis linguae
a.profunda linguae
a.sublingualis
-Arteri palatina mayor
-Arteri palatina minor

3. definisi nyeri Orofacial + nyeri kepala :
Penggolongan nyeri kepala
Tension
Ditandai dengan nyeri yang hilang timbul, dapat menyerang bagian depan maupun belakang kepala. Tanda yang khas adalah terjadinya kekakuan selain adanya rasa nyeri. Penyebab nyeri jenis ini antara lain yang paling sering terjadi adalah posisi duduk saat menggunakan komputer. Posisi penempatan komputer yang tidak pas dengan posisi kepala akan memicu nyeri kepala jenis tension ini.
Migrain
Nyeri kepala yang terjadi akibat ketidaknormalan vaskuler ini biasanya menyerang dimulai dari dalam dan sekitar mata atau pelipis, menyebar ke satu atau dapat juga dua sisi kepala, namun yang paling sering terjadi hanya di salah satu sisi kepala. Nyeri diikuti rasa berdenyut, hilangnya nafsu makan, bahkan disertai mual dan muntah. Ketegangan psikologis dan faktor genetik diduga menjadi penyebab migrain.
Cluster
Nyeri jenis ini terutama dialami oleh pria, biasanya menyerang satu sisi kepala, terjadi secara periodik diselingi adanya masa ketika ada keadaan terbebas nyeri. Gejala khas dari nyeri ini yaitu pembengkakan mata, hidung meler, dan mata ber-air di sisi nyeri.
Kelainan sinus
Merupakan nyeri yang bersifat akut dan sub-akut, terjadi di kepala bagian depan, bersifat tumpul dan berat. Pada pagi hari, dalam keadaan yang dingin dan lembab, nyeri ini muncul kembali, nyeri ini sebagaian besar terjadi di tulang dahi dan tulang pipi.
Nyeri kepala jenis lain masih ada, namun jarang terjadi. Contohnya nyeri tumor otak, nyeri karena adanya produksi cairan di otak akibat infeksi toksoplasma, infeksi pada selaput otak/meninges, dan nyeri karena hipertensi.

4. macam + ciri2 nyeri Orofacial
Klasifikasi Nyeri Nyeri dapat merupakan ‘nyeri akut’ ataupun ‘nyeri kronik’.
• Nyeri akut, biasanya berkaitan dengan kerusakan jaringan akut yang berlangsung dalam hitungan beberapa detik sampai beberapa hari.
• Nyeri kronik, di definisikan sebagai nyeri yang menetap, timbul setelah proses akut membaik, yang menetap dalam waktu beberapa bulan atau lebih.

Tipe Nyeri
A. Nyeri Nosiseptif , yaitu nyeri yang timbul akibat terjadinya aktivasi reseptor nyeri yang berasal dari jaringan permukaan maupun jaringan dalam tubuh. Dibedakan menjadi 2 type, yaitu nyeri somatik dan nyeri viscera
- Nyeri somatic, disebabkan oleh kerusakan di kulit, otot, tulang, sendi, dan jaringan ikat. Biasanya melibatkan proses inflamasi dari jaringan yang rusak. Meskipun inflamasi adalah respon normal tubuh terhadap kerusakan jaringan, dan penting untuk proses penyembuhan, inflamasi yang berlangsung lama dan menetap dapat mengakibatkan terjadinya nyeri kronik. Contoh nyeri nosiseptif somatic adalah rheumatoid arthritis
- Nyeri viscera, adalah nyeri yang berasal dari kerusakan yang terjadi pada organ dalam atau jaringan penunjangnya.
B. Nyeri Neuropatik merupakan nyeri yang timbul sebagai akibat perubahan yang terjadi pada system syaraf, nyeri seringkali menetap meskipun kerusakan jaringan sudah sembuh. Pada banyak kasus, kerusakan yang menyebabkan nyeri ini bisa melibatkan system syaraf tepi ataupun system syaraf pusat itu sendiri. Hal ini bisa berhubungan dengan trauma ataupun penyakit tertentu, misalnya diabetes. Contoh nyeri neuropatik ini, al : diabetes neuropati, trigeminal neuralgia, neuralgia postherpetica, dll.
C, Nyeri Psikogenik adalah semua jenis nyeri yang berhubungan dengan problem psikis. Sebagian penderita nyeri kronik biasanya juga mengalami gangguan psikis, misalnya gangguan depresi atau cemas akibat nyeri kronik yang dideritanya. Ini berarti bahwa kondisi psikis pasien dengan nyeri kronik juga merupakan aspek penting yang harus diperhatikan dalam terapi nyeri.
D. Nyeri Campuran atau Non Spesifik biasanya dipandang sebagai nyeri dengan mekanisme yang tidak diketahui atau dicurigai mempunyai mekanisme yang bermacam-macam. Contoh nyeri kepala rekuren.

5. Penyebab terjadinya nyeri Orofacial :
-Rasa nyeri itu timbul dkrenakan adanya lesi, adanya g3 sbuah jar., adanya g3an otot, g3an saraf
-Karna kondisi oklusi(pncetus t’jadi TMJ), trauma (MAKROTRAUMA: KECELAKAAN, MIKRO:TERJADI PD GIGI SENDI RAHANG OTOT), stress emosional, deep pain input(Aktivitas parafungsional)
- Berdasarkan factor penyebab rasa nyeri ada yang sering dipakai dalam istilah nyeri osteoneuromuskuler, yaitu :
1. Nociceptor mechanism.
2. Nerve or root compression.
3. Trauma ( deafferentation pain ).
4. Inappropiate function in the control of muscle contraction.
5. Psychosomatic mechanism.

6. Intansitas nyeri pd Orofacial :
Skala nyeri i: tidak nyeri (none), nyeri ringan (mild, slight), nyeri sedang (moderate), nyeri berat (severe) dan sangat nyeri (very severe, intolerable).

1) skala intensitas nyeri deskritif
2) Skala identitas nyeri numerik

3) Skala analog visual

4) Skala nyeri menurut bourbanis

0 :Tidak nyeri
1-3 : Nyeri ringan : secara obyektif klien dapat berkomunikasi
dengan baik.
4-6 : Nyeri sedang : Secara obyektif klien mendesis,
menyeringai, dapat menunjukkan lokasi nyeri, dapat mendeskripsikannya, dapat mengikuti perintah dengan baik.
7-9 : Nyeri berat : secara obyektif klien terkadang tidak dapat
mengikuti perintah tapi masih respon terhadap tindakan, dapat menunjukkan lokasi nyeri, tidak dapat mendeskripsikannya, tidak dapat diatasi dengan alih posisi nafas panjang dan distraksi
10 : Nyeri sangat berat : Pasien sudah tidak mampu lagi
berkomunikasi, memukul.
Dpt dlihat dgn bantuan alat SAV SKALA ANALOG VISUAL (0-10)
Metode pngukuran nyeri : AMBANG NYERI



7. Mekanisme pada macam2 nyeri Orofacial :
Nyeri Nosiseptik
-Transduksi : Stimulus noksius yang kemudian ditransformasikan menjadi impuls berupa suatu aktifitas elektrik pada ujung bebas saraf sensorik.
-Transmisi : Propagasi atau perambatan dari impuls tersebut pada sistem saraf sensorik
-Modulasi : Proses interaksi antara sistem analgesik endogen dengan input nyeri yang masuk di kornu posterior medula spinalis
-Persepsi: Adanya interaksi antara transduksi, transmisi, dan modulasi yang kemudian membentuk suatu pengalaman emosional yang subjektif.

Adanya rangsangan yang diterima tubuh, menyebabkan sel akan mengalami luka. Dinding sel terdiri datas komponen fosfolipid (fosfat dan lemak), adanya luka sel akan menyebabkan lepasnya enzim fosfolipase A2. Enzim ini menyebabkan diproduksinya asam arakidonat (ARA) oleh sel yang akan dilepaskan dalam darah. ARA tidak diam saja, namun akan berubah bentuk menjadi senyawa mediator nyeri seperti prostaglandin (PG), prosasiklin (PGI) dan tromboksan A2 (TX).
Pembentukan senyawa-senyawa ini terjadi karena dalam tubuh terdapat enzim siklooksigenase (COX). Selain melaui enzim COX, dapat juga ARA diubah bentuknya oleh enzim lain dalam jalur nyeri ini yakni lipooksigenase membentuk leukotrien (LT1).
Mediator-mediator nyeri / autakoid tersebut akan menyebabkan meningkatnya potensial saraf, khususnya yang diserabut saraf Ad dan C di sumsum tulang belakang (spinothalamic cord).

Nyeri neuropatik
muncul karena: sensitisasi perifer, ectopic discharge, sprouting, sensitisasi sentral, dan disinhibisi. Perubahan ekspresi dan distribusi saluran ion natrium dan kalium terjadi setelah cedera saraf, dan meningkatkan eksitabilitas membran, sehingga muncul aktivitas ektopik yang bertanggung jawab terhadap munculnya nyeri neuropatik spontan (Woolf, 2004).
Richeimer,S.Understanding nociceptive and neuropathic pain.

8. Pemeriksaankan standar dan penunjang dlm menentukan diagnosis nyeri Orofacial :
biasanya dokter harus melakukan tiga hal.
Pertama, anamnesi atau wawancara dengan pasiennya yang dilanjutkan dengan pemeriksaan fisik.
Jika masih belum diketahui penyebab nyerinya, dilakukan penunjang, misalnya dengan CT Scan, Magnetic Resonance Imaging (MRI), atau Electro Myography (EMG).
Jika nyeri yang diderita merupakan nyeri nosiseptif, dokter akan menanyakan dulu secara lisan apa keluhannya dan masalahnya di mana. Jika yang terasa nyeri di bagian pinggang, dokter akan memeriksa apakah nyerinya disebabkan oleh gangguan pada jaringan otot, tulang, atau referral pain (nyeri alih), misalnya dari ginjal, atau sebenarnya nyeri syaraf (neuropatik).
Jika hanya ototnya saja yang sakit, cukup dilakukan pemeriksaan fisik, misalnya bagian yang sakit ditekan. Jika ternyata sakitnya merupakan nyeri referral dari ginjal, bisa dilakukan Ultra Sonography (USG) untuk melihat ginjalnya. Namun, jika nyeri syaraf, pemeriksaan dilakukan dengan MRI atau EMG.
Setelah dilakukan pemeriksaan lengkap, baru dokter bisa mengatakan dengan pasti nyeri yang dideritanya, penyebabnya, sampai terapi yang harus diterima pasien.


NOSISEPTIK
1. definisi :
nyeri yang terjadi karena adanya kerusakan jaringan yang kemudian secara langsung atau melalui substansi yang ditimbulkannya akan merangsang reseptor nyeri dari serat aferen

2. letak nyeri :
nyeri yg bersifat somatik, d kulit, otot, tendo, sendi, dura, viscera

3. penyebab nyeri :
ditimbulkan oleh suatu cedera atau rangsangan yang cukup kuat untuk berpotensi mencederai (berbahaya) sehingga dapat dikatakan bahwa nyeri merupakan suatu mekanisme perlindungan (Guyton dan Hall, 2007).

Berdasarkan factor penyebab rasa nyeri ada yang sering dipakai dalam istilah nyeri osteoneuromuskuler, yaitu :
1. Nociceptor mechanism.
2. Nerve or root compression.
3. Trauma ( deafferentation pain ).
4. Inappropiate function in the control of muscle contraction.
5. Psychosomatic mechanism.



4. mekanisme nyeri nosiseptik(patofisiologi)
Proses fisiologik terjadinya nyeri melewati empat proses tersendiri, yaitu transduksi, transmisi, modulasi dan persepsi nyeri. Transduksi nyeri adalah proses rangsangan yang mengganggu sehingga menimbulkan aktivitas listrik di reseptor nyeri. Transmisi nyeri merupakan proses penyaluran impuls nyeri dari tempat transduksi melewati saraf perifer sampai ke terminal di medulla spinalis dan jaringan-jaringan neuron pemancar yang naik dari medula spinalis ke otak. Modulasi nyeri melibatkan aktivitas saraf melalui jalur-jalur saraf desendens dari otak yang dapat memengaruhi transmisi nyeri setinggi medula spinalis dan aktivitas faktor kimiawi yang menimbulkan atau meningkatkan aktivitas di reseptor nyeri aferen primer. Proses terakhir, persepsi nyeri adalah pengalaman subjektif nyeri yang dihasilkan oleh aktivitas transmisi nyeri oleh saraf (Hartwig dan Wilson, 2005).

- Adanya rangsangan yang diterima tubuh, menyebabkan sel akan mengalami luka. Dinding sel terdiri datas komponen fosfolipid (fosfat dan lemak), adanya luka sel akan menyebabkan lepasnya enzim fosfolipase A2. Enzim ini menyebabkan diproduksinya asam arakidonat (ARA) oleh sel yang akan dilepaskan dalam darah. ARA tidak diam saja, namun akan berubah bentuk menjadi senyawa mediator nyeri seperti prostaglandin (PG), prosasiklin (PGI) dan tromboksan A2 (TX).
Pembentukan senyawa-senyawa ini terjadi karena dalam tubuh terdapat enzim siklooksigenase (COX). Selain melaui enzim COX, dapat juga ARA diubah bentuknya oleh enzim lain dalam jalur nyeri ini yakni lipooksigenase membentuk leukotrien (LT1).
Mediator-mediator nyeri / autakoid tersebut akan menyebabkan meningkatnya potensial saraf, khususnya yang diserabut saraf Ad dan C di sumsum tulang belakang (spinothalamic cord).


DEMAM
1. Patofisiologi
penimbulan demam karena endotoksin bakteri merangsang sel lekosit (PMN) membuat pirogen endogen (PE) yang bekerja di hipotalamus membentuk prostaglandin yang akan meningkatkan set-point. Demam yang terjadi pada keganasan, infeksi virus, penyakit darah, kolagen, gangguan metabolik, alergi, juga disebabkan pelepasan PE, tetapi
sumber PE bukan sel PMN.

HASIL SGD BLOK 9 LBM 1
OROFACIAL PAIN

“NYERI NOCISEPTIK”



SGD 5




FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
SEMARANG
2008